Saturday, July 4, 2009

Inferiffitas, Seberapa Besar Andil Suami?

Inferiffitas, Seberapa Besar Andil Suami? Selama ini infertilitas identik ada pada istri. Padahal, sepertiga kasusnya justru disebabkan suami. Istri belum hamil pada bulan ketiga pasca pernikahan? Tidak sedildt pasangan muda yang panik. Alhasil, segala cara dilakukan untuk merealisasikan kehamilan. Mulai dan pijat sampai mengonsumsi jamu. Runyamnya, selama ini, stempel infertil (tidak subur / mandul) kerap ditudingkan kepada istri. Padahal menurut dr Satrio Dwi Prasodjo SpOG hal itu salah kaprah. “Sepertiga kasus infertilitas justru disebabkan suami, sisanya perempüan dan bisa juga karena kedua pihak tersebut’ ujar ahli kandungan dan Rumah Sakit Asri, di bilangan Duren - Tiga, Jakarta Selatan. Urolog dr Sigit Sholichin juga berpendapat sama. Ia menyebutkan hal itu sudah tidak relevan, bahkan mendekati mitos. “Suami juga puñya andil menyebabkan infertiitàs. Jadi harus kedua pihak yang perlu diperiksa bila tidak bisa menghasilkan kehamilan,” ujar dia. Bahkan, kata Sigit, persentase kasus infertilitas yang disebabkan kaum laki-laki cukup tinggi. “Sekitar 15 persen pasangan usia produktif punya risiko infertilitas. Lima puluh persen disebabkan suami dan sisanya disebabkan istri,” papar dia. Infertilitas merupakan oposit dan istilah fertilitas, yakni kemampuan pasangan untuk memiliki keturunan. Ragamnya ada dua, primer dan sekunder. Infertilitas primer jika istri belum pemah hamil setelah melakukan hubungan seks teratur tanpa metode pencegahan. Sedangkan, infertilitas sekunder jika istri tidak pernah hamil pasca kehamilan pertama. Biasanya, infertilitas baru diberikan dokter bila telah memasuki satu tahun usia perkawinan. “Kemungkinan infertilitas semakin besar bila rentang waktu kehamilan istri terlalu panjang,” kata dr Satrio. Pasangan disebut infertil bila mereka melakukan hubungan seksual minimal dua hingga tiga kali dalam sepekan selama setahun tanpa menggunakan kontrasepsi Catatan dr Satrio menyebutkan bahwa 32,7 persen istri langsung hamil dalam bulan pertama, 57,8 persen pada bulan ketiga, dan 72,1 persen pada bulan keenam pasca pernikahan. Sedangkan pada usia pernikahan tahun pertarna, naik menjadi 85,4 persen
Anatomi atau Fungsi Penyebab infertilitas sangat beragam. Pada umumnya, penyebabnya berdasarkan anatomi atau fungsi seksual dan reproduksi. Pada laki laki biasanya karena impotensi, kelainan anatomi, dan kelainan bentuk alat kelamin. Termasuk juga jumlah dan gerakan sperma, serta adanya kemungkinan gejala hernia. Sedangkan pada perempuan, penyebabnya bisa berupa kejang otot pada alat kelamin, infeksi dan radang pada alat kelamin, kondisi rahim, kondisi mulut rahim, kondisi tuba fallopi (buluh rahim) yang umumnya terjadi karena infeksi atau kelainan sejak lahir. Juga kemungkinan tumor pada indung telur yang biasanya ditunjukkan dengan gangguan menstruasi. Faktor usia juga memengaruhi tingkat kesuburuan. Untuk pria, puncak kesuburan pada usia 24 hingga 25 tahun. Sedang perempuan pada usia 21 hingga tahun. “Sebelum usia belum matang, termasuk setelah melewai usia itu, kesuburan akan menurun,” kata dr Satrio. Sedangkan peluang kehamilan perempuan juga ditentukan jumlah folikel (hormon perangsang). Jumlahnya akan menurun bila berusia di atas 29 tahun, sedangkan pada usia 37 tahun merupakan awal memasuki fase titik terendah.
Selain itu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti efek radiasi, penggunaan narkotika, alkohol, dan infeksi, Faktor gizi dan nutrisi yang tercukupi juga perlu diwaspadai
Selain itu, meski jarang disadari, fäktor psikis juga bisa memicu. Pada perempuan, stres dapat menganggu sikius haid sedang pada pria menyebabkan penurunan libido dan kualitas spermatozoa.
<<>>
Obat hirigga Operasi Infertilitas juga lekat dipengaruhi masing-masing pasangan. Pemeriksaan medis terhadap kedua pasangan merupakan keputusan yang bijak. Pemeriksaan diawali dengàn mendeteksi apakah masing-masing pihak mengidap penyakit tertentu. Hal itu berguna agar tidak membahayakan kesehatan si pasien ketika memasuki pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan pada laki-laki biasanya lebih sederhana. Hanya pemeriksaan anatomi bentuk kelamin hingga analisis sperma. Jika ditemukan keganjilan, hal pertama adalah melalui terapi sperma agar kembali normal. Bila masih. tidak normal, dilakukan pemeriksaan hormonal dengan kisaran ongkos 300 ribu hingga 500 ribu rupiah. “Penanganan pada laki-laki bisa hanya mèlalui obat atau sampai pembedahan.” jelas dr ShOlichin. Sedangkan penanganan pada perempuan umumnya lebih rumit. Sebab, perlu beberapa macam pemeriksaan seperti sampel darah, hormon, ultrasonografi, histerosalpingografi termasuk laparoskopi (operasi dengan pembedahan kecil) untuk mencari penyebab dan menentukan metode pengobatan selanjutnya. Pemeriksaan diawalidengan mendeteksi potensi kelainan anatomi dan alat kelamin. Termasuk kemungkinan adanya mikroorganisme penyebab infeksi. Selanjutnya, perneriksaan serviks (leher rahim), termasuk uji lendir serviks yang kerap menjadi penyebab kegagalan sperma menembus lendir serviks. Dilanjutkan pemeriksaan tuba fallopi dengan histerosalpingografi. Pemeriksaan cara mi dipandang kurang aman bagi perempuan sebab berisiko terpapar radiasi dan harus dilakukan berulang kali. Namun pemeriksaan model tersebut memiliki akurasi yang tinggi. Pada pemeriksaan tahap lebih tinggi (melihat endometriosis dan tuba) dilakukan dengan laparoskopi. Ditambah diagnosis ovulasi pada seltelur. Melihat proses pemeriksaan yang panjang tersebut, pasangan juga perlu saling mendukung dan punya kesabaran ekstra. Toh, usaha itu juga untuk mendapatkan kesempurnaan dalam berumah tangga yakni buah hati. rut/L-4
Butuh Penanganan Spesfik penvehab infertil itas yang beragam berefek pada varian penanganannya. Maka membutuhkan penanganan yang spesifik. Misalnya bila terjadi ganguan pada ovulasi atau memperbaiki jumlah sperma, cukup dengan obatobat ataupun pernberian hormon. l3erbeda lagi apabila terjadi kelainan anatomi. Cara yang ditemyuh adalah dengan pembedahan. Tapi sebelum pembedahan, pasangan prlu dibekali pengetahuan dan kesiapan akan keberhasilan maupun kegagalan dan keputusan tersebut. Sebab, pembedahan juga punya efek akan terjadi gangguan pada tuba fallopi (buluh rahim) berupa penvumbatan sebagian atau keseluruhan tuba. Termasuk beberapa masalah lain yang menghambat gerakan tuba fallopi dan ovarium. Namun pembedahan tuba tidak dianjurkan bila sperma suarni drnvatakan abnormal ataupun adanya penyakit pada istri yang memang menimbulkan risiko hiJa teiiadi kehamilan, Sedangkan pada kasus anovulasi (tidak adanya sel telur) ditangani dengan mernberikan obat induksi ovuiasi. Plus pengaturan jadwal hubungan seksual. Untuk analisis pasca hubungan seksual yang menunjukkan jumiah sperm a normal, maka dilakukan inseminasi intra uteri n. Konkretnya, menempatkan spermatozoa yang sudah dipisahkan dan cairan mani ke dalam rahin-i dengan meuggunakan kateter kecil. Sementara untuk kasus endometriosis ditangani dengan dua alternatif. Pertama, pengobatan hormonal ataupun meiakukan pembedahan konservatifsambil menunggu terjadinya kehamilan. Narnun, untuk beherapa kasus herat dantidak menyebabkan pembuahan bisa diatasi dengan usaha bayi tabung bila memungkinkan. Ada pula cara alami untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan, yakni dengan menjaga kebugaran tubuh. Caranya, dengan mengonsuinsi makanan bergizi yang kaya protein dan vitamin, menghindari rokok, alkohol, dan narkotika, termasuk membebaskan din dan stres. P rut/L-4
Tahapah Diagnosis KemanduIan: • Analisis semen untük menilai volume dan kekentalan semen serta menilai jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. Selarna dua hingga tiga han sebelum menjalani pemeriksaan mi, suami tidak boleh melakukan ejakulasi. •: Pengukuran suhu tübuh basal. Dilakukan setiap pagi, sebelum beranjak dan tempat tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh perempuan, jika terjadi peningkatan sebesar 0,5-1 celcius berarti sedang terjadi ovulasi. •. Memperhatikan perubahan pada lendir servikal. Pada fase ovulatoir, lendir menjadi basah, elastis dan licin. + Pbstcoital test (PCT). Dilakukan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir servikal dengan cara mengahalisis lendir servikal yang dikumpulkan dalam waktu dua sampai delapan jam setelah melakukan hubungan seksual. Tes mi dilakukan pada pertengahan sikius menstru i yaitu pada saat estradiol mencapai kadar tertiliggi dan pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal, leridir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon päkis. • Dilanjutkan pemeriksaan : kadar progesteron serum, biopsi endometrium, biopsi testis (jarang dilakukan), kadar LH (luteinizing hormon) untuk memperkirakan saat ovulasi dan membantu menentukan waktu hntuk melakukan hubungan seksual, progestin challenge, kadar hormon pada suami dan istri, histerosalpingografi (HSG) untuk menilai sistem transportasi dan serviks melalui rahim sampài ke tuba falopii. •. Tahap akhir berupa pemeriksaan : histeroskopi, laparoskopi untuk melihat rongga panggul dan pem eriksaan panggul (pada perempuan) untuk menentukan adanya kista atau tidak.
Mitos dan Realitas- Mengkonsumsi kedelai dalam jumlah berlebihan dapat menurunkan konsentrasi sperma dan menyebabkan kemandulanpada pria. sebab tingginya protein dan isoflavon dapat menurunkankualitas semen pada sperma- Cabai diduga salah satu makanan yang berpotensi membuat mandul, namun hingga kini dugaan tersebut belum terbukti.- Beberapa buah asam seperti nanas, mangga, kedondong juga belum terbukti penyebab kemandulan.- Mint juga sempat diduga sebagai penyebab kemandulan. Meski hingga kini belum terbukti. Namun potensi tersebut menjadi penambah aroma pada rokok (rokok mentol).

KORAN-JAKARTA, Kamis,29 Januari 2009

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP