Tuesday, August 4, 2009

Tidak Menhadap mahluk

Tidak Menghadap Makhluk
Oleh : Sjahaboeddin Amid

Wejangan yang disampaikan oleh yang mulia wali quthub Abdul Qodir Jailani, pada hari Selasa sore tgl. 25 Dzulqaidah 545 H di Madrasahnya.

Wahai hamba Allah, dunia itu penghalang akhirat dan akhirat itu penghalang Tuhan yang mengatur dunia dan akhirat. Setiap makhluk menjadi penghalang dan penutup Allah Azza Wa Jalla, maka selama kamu bersanding bersama makhluk maka makhluk itu menutupi kamu. Janganlah kamu berpaling kepada makhluk atau apa pun selain Allah agar dirimu dekat ke pintu Nya disertai langkah bathin dan kesucian zuhud terhadap selain Allah, dengan berani menantang keberadaan itu memperbesar diri terhadapnya dan menentangnya, maka sebaliknya adalah istighasah (minta tolong) kepada Nya dengan memandang ilmu Nya.

Wahai hamba Allah, apabila kamu memperoleh harta benda dunia, lalu kamu berikan kepada orang-orang fakir, itu adalah merupakan ibadah taat dan selamat, maka siapa mengambil dunia atas dasar kejernihan ini tidak mendatangkan mudharat bagi dirinya, bahkan menjernihkan dirinya dari kotoran busuk. Siapa ingin berbahagia hendaklah ia hinakan diri bersama hartanya ke hadirat Allah Azza wa Jalla dan bebaskanlah hati dari makhluk, demikian pula untuk masalah yang menjurus kepada selain Allah.

Dunia dan akhirat adalah makhluk Allah,
Surge dan neraka juga makhluk Allah, ciptaan Allah, maka janganlah pengabdianmu kepada Nya itu kamu hadapkan kepada dunia dan akhirat, hadapkan saja kepadaNya semata, tentu dunia dan akhirat itu akan melayanimu. Jika kamu telah bebas dari sesuatu selain Dia, maka ketika itu kamu diberi setiap sesuatu yang menjadi hak dihadapan Nya.

Kamu makan yang menjadi bagianmu baik yang berupa dunia atau akhirat, sedang kamu tetap tegar di hadapan Nya, bahkan dunia dan akhirat setia melayanimu.

Wahai hamba Allah, ketahuilah olehmu bahwa dunia itu sudah terbagi sejak semula karena itu tinggalkan pencarian dunia yang menimbulkan kesusahan. Kamu bekerja itu adalah ibadah, kamu tidak boleh malas hidup di dunia, tetapi kesemangatan kerjamu itu bukan untuk mencari dunia. Maksudnya bahwa kamu harus merasa cukup dengan apa yang kamu peroleh, tetapi kamu harus bekerja, dan bekerja itu janganlah mencari sesuatu yang kamu anggap kurang, sebab sesuatu yang kamu anggap kurang itu memang bukan bagianmu, bukan milikmu. Inilah yang dinamakan sifat qana'ah, yaitu hati merasa cukup tersesuatu yang diperoleh dan terus bekerja karena manusia harus bekerja dan beribadah kepada Nya.

Wahai hamba Allah, kamu ketahuilah pula bahwa derajat akhirat dan nikmat itu juga telah terbagi, maka tinggalkanlah pencarian derajat itu atau usahakan untuk menutupinya. Para wali Allah itu tidak berkehendak kecuali kepada Allah semata, dan apa saja yang dilakukan adalah karena Allah semata dan berdasarkan dengan kitab Allah Azza wa Jalla dan sunnah rasul Nya. Cintailah olehmu perpisahan hatimu dengan makhluk, karena hati siap yang tidak dipisahkan dari makhluk dan sebab-sebab, maka tidak mungkin mampu bersuluk seperti para Nabi, orang-orang benar, dan orang-orang saleh sehingga ia berqana'ah atas dunia dengan mudah dan menyerahkan diri ke penguasaan-Nya.

Janganlah kamu selalu mencari yang banyak, karena hal itu bisa merusak dirimu. Apabila kamu menerima keberadaan yang banyak dari Allah tanpa disertai kerakusan berarti dirimu terpelihara dariNya.

Hasan AI Basri berkata : Nasihatilah manusia dengan ilmu dan ucapanmu. Wahai penasehat manusia, nasihatilah manusia dengan kejernihan bathin dan ketaqwaan hati, janganlah kamu menasehati mereka dengan sikap amaliahmu beserta keburukan rahasiamu. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mencatat keimanan dalam hati orang-orang mukmin sebelum mereka diciptakan, maka berusahalah bermujahadah untuk mencapai keberhasilan iman dan keyakinan serta berusaha untuk berjalur menepati Allah, dan menelusuri iman. Mungkin dengan ini Allah Azza wa Jalla berkehendak melimpahkan sesuatu kepada kita tanpa hisab.

Ya Allah, limpahkanlah rezeki kepada kami, tetapkanlah kami dan jauhkanlah kami dari perkara baru (dari mengada). Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Sumber : 45 wejangan Syekh Abdul Qodir Jailani CV Bintang Pelajar, terjemahan dari buku : Al fathur Rabaaniy wal Faidhur Rahmaaaniy oleh sayid Abdul Qodir AI Jailani.

Media PPKB No.257 / Januari 2008

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP